Solo Baru

Salah satu rumah makan seafood yang juga cukup populer di Balikpapan adalah Solo Baru yang berada persis di sebelah Rumah Makan Haur Gading. Menu yang disediakan di Solo Baru juga sama persis dengan Haur Gading. Ikan, udang galah, cumi yang serba dibakar dan pepes patin, hanya saja yang membedakan Solo Baru dengan Haur Gading adalah harganya yang lebih murah dan menurut saya sambal tomatnya lebih enak hehe.

Rata-rata ikan dan udang galah di Solo Baru harganya 30rb seporsi. Sate cumi 15rb/tusuk.

Sebelum ke Solo Baru, kami ngumpul dulu di eks- sekolah Alif untuk arisan. Sebagian dari anak-anak kami yang gak diterima di SD Al Auliya terpaksa bersekolah di sekolah lain. Dan pastinya emak-emaknya yang udah terlanjur nyambung kalo guyon - bakal jarang atau bahkan gak ketemu lagi. So, biar tetap bisa ngumpul2, kami membuat arisan bulanan. Walaupun di arisan kali ini 3 personelnya gak bisa datang tapi tetep seperti biasa ramenya kayak orang sekampung. :D

Life is eat first: Bebek Slamet

Alhamdulillah, di hari pertama anak-anak masuk sekolah, kami ditraktir lagi sama Mama Faza. Kali ini dalam rangka ultah Nabigh yang ke 4, padahal ultah Nabigh udah lewat Desember lalu, yang juga dirayakan dengan berlibur di Menara Bahtera. Tapi kata Mama Faza dia emang pernah bilang, "nanti ya InshaAllah, kalo Nabigh ultah, kita makan-makan lagi." Tapi kita udah gak ada yang ingat. Tapi kalo diajakin makan siapa si yang gak mau.

Dan kali ini dia ngajakin makan di Bebek H. Slamet yang di Bhayangkara. Yang lain udah sering ke sini. Saya sama Mama Musa aja yang belum pernah. Mama Musa gak pernah ke sini karena dia sama suaminya bukan penggemar bebek. Kalo saya belum pernah makan di sini karena, gak kepikiran lewat-lewat aja gak pengen mampir. hahaha alasan yang aneh.

Seporsi Rp. 31.500,-

cozy

Semoga jadi barokah ya Mama Faza huehehe, and Nabigh jadi anak yang soleh ya Nak.

hungry morning "lontong kalap"

Akhirnya, saya bisa meluangkan sedikit waktu saya untuk ngumpul lagi ama temen2, walaupun kami cuma berlima, tapi overall, it was amazing and lovely morning with them. Kami diundang Mama Syifa untuk makan lontong balap di rumahnya. Lontong balap bikinan Mama Syifa ini beda banget sama lontong balap lain yang pernah saya makan. Menurut Mama Syifa, lontong balap memang ada banyak versi, dan langsung saya jawab, "lontong balap tuh cuma ada 2 versi, versi enak sama gak enak" hahaha. Ya gitu de, lontong balap Mama Syifa ini mungkin versi yang "set dah!".

Dan yang lebih lucu lagi, Mama Musa sama Mama Olla langsung mual abis makan lontong balap Mama Syifa. hahahaha. Ya, tapi kami mencoba menghibur dia, menurut kami, yang bikin beda sama lontong balap yang lain adalah petis yang dipakai. Mungkin petis Grogot kurang cocok untuk bikin lontong balap yang adalah makanan khas Surabaya, Sidoarjo dan sekitaran Jawa Timur. Jadi paling pas emang harus pakai petis yang dari Jawa. Bener2 deh, udah diundang makan gratis, bukannya dipuji2 tapi malah dikritik terus. Saya sama Mama Musa sampai ngomong "kok kita kayak chef Juna yak?" hehehe

petis suspect yang bikin lontong balap jadi lontong kalap hahaha

Emak-emak berpose petakilan *can't watch*

back on track

Happy weekend everyone! Last week I've been doing great, I had a wonderful holiday in Malang with my family, a weekend escape to my mom's birthplace and a very quick reunion with my high school friends on Monday. And this week is my time to get back to my daily routine. Here I want to share some photos of this week from my phone. Take a peek!

//at Juanda Airport//Sepinggan Airport//first day back, had an unusual breakfast//Milad 13th Bank Syariah Mandiri, feel free to eat those cakes//first day of school after holiday, latihan manasik haji//Rawon Bugis, rawon dengan citarasa Timur Tengah, yum//booyah, hi, mr. Iron//kalung kucing-kucing dengan nama masing2//Loki dengan kalung baru, jadi tambah ganteng//

Eating Weather, Bubur Ayam Jakarta Pak Wangkis

Meskipun makanan yang satu ini, impor dari ibukota, ternyata bubur ayam Jakarta cukup populer dan banyak peminatnya di Balikpapan. Gak kalah populer sama bubur ayam Samarinda yang merupakan makanan khas Balikpapan dan Samarinda. Salah satu tempat makan bubur ayam Jakarta yang terkenal enak adalah, bubur ayam Pak Wangkis, lokasinya persis di depan PLTD Gn. Malang.

Tadi pagi cuaca di Balikpapan sedang, mendung, dan cukup dingin. Jadi pengen makan yang sesuatu yang hangat. Coto Makassar kejauhan, kalo gak di Rapak, di Klandasan. Papadaan juga kejauhan. Akhirnya Mama Olla nyeletuk tentang bubur ayam PLTD yang kata orang-orang cukup enak dan selalu rame pengunjungnya. Jadilah kami makan di situ tadi pagi.

Murah meriah dan yang paling penting, enak, seporsi hanya IDR 12K. Campuran usus, hati dan telurnya sama sekali gak beraroma amis, tapi malah gurih dan nyaman banarlah. :)

bubur saya, tanpa kedelai goreng.

narsis whenever, wherever.. hehehe

Papa Alif's Travelogue: Road Tripping Tanjung Tabalong

Happy weekend everyone. It's been a super busy week for me. I hope this weekend will be wonderful, my husband arrived last night from his work trip. So, I want a lovely quiet weekend at home, spending some quality time with my family. Tapi sebelumnya, I would share some lovely photos from my hubby's work trip ke Tanjung Tabalong kemarin.

Work trip kali ini spesial banget. Karena gak seperti yang sebelum-sebelumnya naik pesawat. Kali ini suami saya ke Tanjung melalui jalan darat. A road trip! Dan pastinya jalan darat menuju Tanjung Tabalong was like rediscovering our favorite spots during the journey, menikmati pemandangan hutan-hutan yang mulai gundul karena pertambangan, makan nasi Gandul di Kuaro, enjoy Batu Butok cliff, air terjun Gunung Rambutan dan minum teh panas di perbatasan. Jadi kangen deh.

Here are some snapshots from the trip, taken with cameraphone.

the famous Paliat

lovely weather to drive along the forest

sisa kejayaan, dulu ini adalah kind of Family Club Pertamina Tanjung

Mereka bertiga bisa jadi boyband kayaknya..

Tapi, Mas Rusli ternyata lebih condong pengen bikin girlband. lol

Jembatan Gantung Simpang Empat Murung Pudak

cemilan gampang (tahu isi udang)

Saya baru tau lo kalo ternyata membuat tahu isi bisa gak ribet. Yang biasanya bikin ribet adalah membuat isinya, yang umumnya adalah sayuran, kol, wortel, dan bihun yang harus dimasak terlebih dahulu. Dan membuat adonan tepung untuk kulitnya, belum lagi bumbu-bumbu untuk tepungnya.

Saya punya satu resep bikin tahu isi yang mudah, gak ribet dan pastinya sehat dari [sini] dan masih banyak resep mudah lainnya yang belum saya coba. Karena sebenarnya, saya bukan ibu rumah tangga yang biasa masak di rumah. Karena seharian sudah berkecimpung di rumah makan, masak sendiri adalah tabu (hahaha), kecuali hari Minggu, saya gak ke warung.

Bahan utamanya cuma: tahu kulit, udang giling, wortel, jamur kuping, bawang prei, telur, dan tepung bumbu sajiku (iklan lewat)

Bikinnya gampang banget, wortel, jamur kuping, dan bawang prei dirajang, kemudian dicampur dengan udang giling, tambahkan garam secukupnya, tambahkan telur. Aduk rata, kemudian, isikan ke dalam tahu kulit. Udah, tinggal goreng. Untuk adonannya, pake tepung bumbu instan aja, yang dilarutkan pake air. Jadi gak perlu ribet bikin adonan. Terus goreng de..

Dan, voila!! Tahu isi udang ala Mama Alif

Kalian bisa nge-like page Dapur Umami di Facebook, dan dapet resep-resep gampang untuk sehari-hari. Happy cooking, happy weekend!

Life is eat first: Coto Makassar Haji Kasim

Ini adalah kali ke dua saya makan Coto Makassar di rumah makan, bukan di rumah sodara lagi arisan atau pas lebaran. Yang pertama di Sudi Mampir Rapak, dan ini yang ke dua dan sekaligus pertama kalinya saya makan di warung di belakang Pasar Blauran. Saya bener2 belum pernah tahu Coto Makassar Haji Kasim ini, walaupun ke Pasar Blauran udah gak keitung lagi. Begitu melihat tempatnya, dan ramainya pembeli, pasti Coto Makassar ini udah sangat terkenal dan rasanya gak pernah berubah.

Kami bertiga Mama Faza dan Mama Ocha, pulang pengajian dari At-Taqwa kemarin, pengen nongkrong di mana ya, terus Mama Faza ngusulin, "makan Coto di belakang situ yuk.." Begitu nyampe, kami memilih duduk di kursi yang menghadap ke laut, yang tempatnya terpisah dari bangunan rumah makan utama di seberangnya.

Ada satu hal yang saya sayangkan, pas Mama Faza minta ke pelayannya untuk mengangkat mangkok kotor bekas pembeli sebelumnya dengan sampah bungkus ketupat dan botol Aqua, eh, sampah2nya dengan enteng sekali dia lempar ke pantai, dan dia bawa mangkoknya aja sama gelasnya. Spontan aja Mama Faza jengkel, "Lho, kalo cuma ngelemparin sampah ke situ, tadi saya gak minta tolong sampeyan.." katanya. Padahal waktu itu pas banget, kami lagi ngobrolin Mama Faza pengen mensterilkan parit besar di bawah Gunung Polisi dari sampah. Bahkan kalau bisa, dibuatkan Perda tentang kebersihan parit dan saluran air di Balikpapan. Eh, ada yang buang sampah seenaknya di depan dia.. hahaha..

Murah meriah, seporsi IDR 15K, es sirup Mama Ocha kemarin gratis. Oya, kemarin saya beli bawa pulang 2 porsi, OMG, jauuuuuh lebih banyak dapetnya daripada yang dimakan di tempat. Kuahnya seplastik 2 kg hampir penuh, dan ketupatnya tiap porsi dapat 3 buah, 2 porsi dapat 6 ketupat. Padahal saya makan di tempat ketupatnya satu aja. Lain kali beli lagi, bawa pulang aja.. hehehe

with Mama Faza, while eating we enjoyed the sea view.. :)

Si Mas lagi atraksi memotong daging..

Sampah yang saya ceritakan di atas. Semoga karyawan Haji Kasim pada nyadar, kalo yang mereka lakukan itu merusak lingkungan tempat mereka sendiri mencari rejeki dari Allah.. :/

Perfect Evening at Mama Olla's House

Happy weekend everyone! How is your weekend going so far? Today was great, the weather was perfect hot and Creative Mommas had a whole evening to kill. We enjoyed this evening with orange juice and some good food at Mama Olla's house. We really just spent the time with talking, laughing and taking pictures... as always..

Here are some photos from this evening

Rumah Mama Olla bener2 semarak hari ini. Tadinya saya kira acara ngumpul2 kali ini cuma buat nyicipin gudeg dan krecek oleh2 Mama Ocha dari Jogja, ternyata hari ini Ibu mertua Mama Olla lagi berulang tahun. Jadi beliau pengen masakin kita2 sambal goreng krecek khas Jawa Tengah. Kreceknya Mama Ocha yang bawa, Mertuanya Mama Olla yang masak. :)

nyam nyam.. Gudeg Jogja dan sambal goreng krecek ala mertuanya Mama Olla

-Sisa Masa Kecil- Lihat pentolan bakso yang saya pegang? Tadinya cuma anak2 yang beli di tukang bakso yang kebetulan lewat di depan rumah Mama Olla. Setelah nyicipin satu bakso punya Alif, saya jadi pengen makan juga. Saya gak inget kapan terakhir kali makan pentol bakso ditusuk kayak gitu, jadi inget jaman masih kecil dulu di Malang. :D

Mama Ocha and her adorable daughter Farrah. Saya udah sering ketemu Farah dan dulu pernah jalan2 bareng. Cerita jalan bareng Farah di mari. :)

Ikan Bakar Hj. Isna Gunung Sari Ilir

Hari Rabu kami berkesempatan makan di Ikan Bakar Hj. Isna yang di Gn Sari. Kali ini saya yang dipaksa mentraktir temen2 saya. Jadi bukan dalam rangka merayakan apa2. Dan saya langsung gondok karena harga makanan di sini mahal gila, lalapan ayam bakar atau goreng seporsi harganya IDR 21K. Sumpah de, kalo tau harganya segitu gak bakalan saya mau mentraktir temen2 di situ. Dan rasa masakannya juga menurut saya, masih jauuuuh enakan masakan saya sendiri. hehehe... Tapi gak papa de, ini adalah kali pertama dan terakhir saya makan di sini.

FYI, itu jam tangan saya baru (gak ada yang nanya'kan)