Wednesday, August 27, 2014

horror confession

Hari itu hari rabu, saya gak ingat persis bulan apa tahun 2011, saya dan suami saya mengunjungi seorang teman lama di  Malang. Namanya Agung, sebenarnya dia teman kakak suami saya, tapi ya kenal juga sama suami. Kami ke situ selain silaturahim, juga mengambil beberapa barang milik kakak ipar saya yang dititipkan di rumah Agung ini pas dia pindah dari Malang ke Balikpapan tahun 2009.

Agung ini tinggal di sebuah rumah kontrakan di salah satu kompleks perumahan yang udah cukup lama ada di Malang. Mungkin perumahan itu dibangun sekitar tahun 90an, itu terlihat dari model-model rumahnya yang agak jadul [bisa bayanginlah rumah gaya 90an]. Kata suami saya "rumahnya singup" tapi karena basically saya orangnya gak peka sama hal-hal "begituan" saya gak tau dan gak mudeng rumah itu singup atau nggak.

 Hari itu masih sekitar jam 11 pagi pas kami datang. Agung menyambut kami dengan ramah. Saya baru pertama kali itu bertemu dengan Agung. Orangnya cukup ceking, memakai kaos oblong jadi terlihat lebih kurus, menurut saya. Waktu itu ada ibunya di sana, Ibunya gak tinggal di situ sebenarnya. Beliau ada di situ karena mereka sedang mempersiapkan rencana pernikahan Agung.

Setelah ngobrol macam-macam, dan udah dapat beberapa barang yang mau kami ambil, kami pun berpamitan. Tapi ada beberapa barang yang belum bisa kami bawa sekaligus hari itu, jadi kami bilang ke Agung kalo mungkin besok atau lusa kami akan ambil lagi.

Hari Jumat kami kembali ke rumah Agung, untuk mengambil sisa barang yang masih ada di sana. Saya gak ingat persis jam berapa waktu itu, tapi kayaknya selepas Dhuhur. Sekitar jam 1 atau jam 2 siang. Cukup lama kami mengetuk-ngetuk pagar dan gak dibuka-bukain. Suami saya sempat mikir mereka lagi gak di rumah. Mungkin jalan atau ke manakah. Tapi motor Agung ada, dan sandal-sandal mereka juga ada di depan pintu. Jadi saya mikirnya mungkin sedang tidur siang.

Agak lama setelah saya dan suami adu argumen ke mana si Agung kok kami gak dibuka-bukain pintu, kemudian saya lihat Agung jalan menuju jendela, jendela rumah Agung ini cukup besar, jadi terlihat jelas sekali dia jalan ke arah jendela. Apalagi dia memakai kaos oblong dan celana  yang sama seperti yang dia pakai pas kami ke sana dua hari sebelumnya. Tapi saya gak lihat mukanya karena tertutup gorden. Legaaa banget ternyata orangnya ada. Jadi kami gak sia-sia datang ke situ.

Tapi kok gak dibuka-bukain pintu juga ya....??? Padahal dia udah lihat kami keleleran di luar pagar. Aneh bercampur dongkol banget saya. Apa maksudnya Agung ini, orang udah keluar kok bukannya dibukain malah gak tau ke mana. Sembunyikah apakah....??? Aduuuh jengkel betul saya. Akhirnya saya malah ngedumel sama suami gak ngerti sama sikapnya Agung yang udah jelas-jelas tau kami datang tapi gak bukain pintu. Akhirnya kami pulang, dengan saya ngedumel sepanjang jalan dengan berbagai grundelan soal sikap Agung yang aneh dan menjengkelkan.

Besoknya, Sabtu malam, suami ngajak saya ke rumah Agung lagi. Tapi saya gak mau ikut. Ngambek kisahnya nih. Masih dongkol gara-gara kejadian kemarin gak dibukain pintu. Akhirnya suami saya pergi sendiri mengambil sisa barang di sana.

Sekitar jam 9 malam suami saya kembali dari rumah Agung. Suami saya langsung cerita sama saya kenapa kemarin Agung gak bukain pintu. Ternyata kemarin itu rumahnya memang lagi kosong. Mereka semua pergi ke Blitar, silaturahim ke rumah calon istrinya Agung. Motornya Agung ada di depan karena mereka perginya naik mobil. Dan mereka pada pakai sepatu, makanya sandalnya pada berserakan di depan pintu. Jadi yang saya lihat berjalan ke jendela kemarin itu adalah jin yang menyerupai Agung.

Subhanallah.. saya langsung merinding disko begitu denger cerita suami. Dan begitu pun keluarga Agung di sana, pas suami bilang kalo kami melihat Agung di jendela, mereka juga gak kalah heboh dan "frightened" juga seperti saya. Mereka juga berceritaan tentang hal-hal aneh lainnya yang pernah terjadi di rumah kontrakan Agung itu. Well, ternyata dari pertama suami saya udah ngerasain hawa aneh di rumah itu. Pas dia bilang rumah itu singup pas kami pertama kali datang. Saya aja yang polos dan gak peka hehe.Itulah pengalaman pertama saya melihat "penampakan", untungnya ya si Mas Jin menampakkan dirinya pas mukanya ketutupan gorden dan gak yang muka berdarah-darah atau yang ngeri-ngeri lainnya...

2 comments:

  1. Serem amat ceritanya mak... >.<
    btw singup itu apa ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. singup itu bukan bhs indonesia ya? hahaha singup itu apa ya... suasananya serem kali ya, macam gitu mbak... hehe

      Delete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...