Friday, August 22, 2014

Dear Diary....

I feel so confused... Lagi-lagi saya menghadapi masalah dengan orangtua yang sangat kolot dan percaya mitos-mitos orang jawa. Saya selalu gak tau harus bersikap gimana setiap kali ada masalah macam gini. Di satu sisi, sebagai anak saya gak berani membantah apa yang dikatakan orangtua saya, tapi di sisi lain saya pengen meluruskan hal-hal yang menurut saya sedikit melenceng dari pemahaman Islam. Orangtua saya adalah muslim yang taat pada dasarnya. Tapi mereka juga masih sangat memegang teguh tradisi dan budaya Jawa. Saya sangat menghormati dan menyayangi mereka pastinya.

Ibu saya baru saja menelpon saya, beliau baru ngomong beberapa menit pas bilang kalo pulsanya habis. Dan astaghfirullah saya bahkan enggan untuk menelpon balik karena hal yang akan dibahas adalah hal-hal yang bertentangan dengan apa yang saya yakini. Dan jangan dikira saya gak sedih saya jadi 'malas' berbicara dengan ibu saya.

Beberapa waktu yang lalu saya mengalami kecelakaan, kecil sih tapi ya tetep aja musibah. Dan kemarin saya juga mengalami musibah kecelakaan lagi. Dua kali mengalami musibah, dalam waktu yang berdekatan memang membuat saya sangat-sangat harus introspeksi diri mungkin. Atau apapun itulah, musibah gak ada siapapun yang pengen ngalamin dan hal yang kita gak bisa mengelak itu kan sudah ketetapan Allah.

Tadinya saya gak pengen cerita ke orangtua saya kalau saya baru saja ngalamin musibah lagi. Tapi entahlah, saya malah cerita. Saya pastinya berharap reaksi mereka ya masih mensyukuri bahwa saya gak terluka parah, cuma lecet-lecet dan pastinya ke depannya harus lebih hati-hati dan berdoa semoga Allah selalu lindungi. Tapi ternyata reaksi mereka berdua sangat-sangat di luar ekspektasi saya. Menurut mereka musibah yang saya alami adalah kesialan karena saya 'melanggar' beberapa hal dalam tradisi jawa yang mereka yakini.

Hal ini langsung dikait-kaitkan dengan peristiwa yang udah terjadi 5 bulan yang lalu yang menurut saya gak ada kaitannya sama sekali dengan musibah yang saya alami [ini mulai gak masuk akal menurut saya]. Menurut mereka, kesialan saya karena saya melaksanakan suatu acara tanpa cari hari baik. Dan mereka sangat takut dan kuatir bakal ada kesialan-kesialan yang lain kalau saya gak mengulang acara saya tapi dengan syarat-syarat yang harus dilakukan. Salah satunya adalah menanyakan hari yang baik menurut hitungan hari pasaran jawa. Ya Allah, dan lagi-lagi yang paling penting bagi orangtua saya adalah hari untuk melaksanakan acara adalah hari yang pas hitungannya dengan weton saya dan suami. Saya aja gak tau weton saya dan weton suami saya.

Dan yang bikin saya paling jengah adalah orang yang mereka anggap paling mumpuni untuk menghitung dan mencari hari baik adalah orang yang setau saya sholat 5 waktu aja nggak gitu lo, puasa Ramadhan juga nggak. Pokoknya cuma menjalankan ilmu kejawen gitu. Jadi pyur Islam ktp. Hal ini bener-bener membingungkan saya. Adat dan tradisi yang diyakini orangtua saya ini kebanyakan gak masuk akal. Dan sebagai anak, saya gak pernah pengen nanya kenapa harus melakukan ini kenapa gak boleh begitu, bukannya apa, orangtua saya gak merasa harus menjelaskan alasannya kenapa begini kenapa begitu. Ada logika atau gak ada logika, hal-hal itu sudah mereka percaya dan yakini secara turun-temurun [berhenti di saya] dan mereka [orangtua saya] juga mungkin gak pernah dan gak pengen nanya ke mbah-mbah saya alasan harus melaksanakan adat dan tradisi-tradisi tersebut. Pokoknya apa yang dikatakan orangtua ditelan mentah-mentah masuk akal atau nggak, sesuai syari'ah atau nggak. Gak boleh ya gak boleh..

Besok pagi saya akan telpon ibu saya. Kalo sekarang kayaknya beliau udah tidur. Saya masih gak tau harus gimana. Mungkin seperti biasa, saya dengerin aja, saya iya-iyain aja apa yang dikatakan ibu saya. Biar gimana juga saya gak mau jadi anak yang gak berbakti sama orangtua. Dan saya sangat-sangat bersyukur masih memiliki orangtua yang sangat menyayangi saya...

Ya Allah berikan hidayahMu kepada kami semua Ya Allah, tunjukilah kami jalan yang lurus...
aamiin..
 


2 comments:

  1. Aamiin...

    Sabar ya mba. Doa adalah senjata terampuh yang seorang anak miliki. Doakan terus agar orang tua tergerak hatinya, terutama karena kepercayaan seperti itu bisa menjerumuskan. Allah Maha Mendengar, insyaAllah... Semangat ya Mba. Mudah2n urusannya lancar. :)

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...